Mengenal Pisang Cavendish Buah Tropis yang Kaya Manfaat

Pisang Cavendish adalah salah satu varietas pisang yang kini mulai banyak dibudidayakan di Indonesia karena dianggap memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Selain itu bentuknya yang besar, rasanya yang manis dan warna kuning cerahnya menjadikan banyak orang menyukai pisang ini.

Tak mengherankan jika saat ini di Indonesia sudah banyak juga petani yang mulai coba menanam pisang Cavendish untuk memenuhi kebutuhan pasar. Di Indonesia sendiri pisang Cavendish sering disebut juga dengan sebutan pisang Ambon Putih karena bentuknya yang mirip dengan pisang Ambon. Namun, ada juga yang menganggap jika Cavendish merupakan varietas yang berbeda dengan pisang Ambon.

Nah, untuk lebih mengenal varietas pisang satu ini, berikut kita akan mengulas tentang pisang Cavendish si buah tropis yang kini jadi salah satu buah paling populer ini.

Asal Usul Pisang Cavendish

Menurut banyak literatur pisang ini berasal dari Mauritius, Afrika Timur. Pisang ini mulanya dibawa ke Inggris tahun 1834 dan diterima oleh William Cavendish salah seorang bangaan Inggris kala itu. Setibanya di tanah Inggris, buah pisang tersebut kemudian dibudidayakan di dalam sebuah rumah kaca di Chatsworth House, daerah Inggris tengah oleh salah seorang teman William Cavendish yang bernama Joseph Paxton.

Pisang varietas ini mulai menyebar ke Amerika Selatan di tahun 1950 an ketika wilayah tersebut terserang penyakit jamur Fusarium oxysporum yang menyerang bagian akar tanaman sehingga membuat tanaman tidak bisa mentransfer nutrisi dari akar ke bagian tanaman seperti batang, daun dan lainnya.

Penyakit ini menjadi pukulan hebat bagi industri pisang di Amerika Selatan karena menyebabkan kegagalan panen. Petani pisang di sana telah melakukan banyak upaya pengendalian Fusarium namun tetap gagal.

Banyak perkebunan pisang Gros Michel atau Big Mike hancur oleh penyakit tular tanah tersebut. Dan sampai akhirnya mereka mencoba varietas Pisang Cavendish.

Para petani menyukai pisang ini karena secara bentuk dan tampilan tidak jauh berbeda dengan yang sebelumnya mereka tanam yang disebut Pisang Gros Michel atau Big Mike. Dan yang lebih membuat para petani suka ternyata varietas Cavendish ini tahan terhadap jamur Fusarium meski ditanam di lahan bekas yang terserang penyakit tersebut.

Ciri Fisik Pisang Cavendish

Pisang Cavendish memiliki ciri fisik yang mudah sekali dikenali, secara visual pisang ini umumnya memiliki bentuk panjang dan sedikit melengkung, kulitnya berwarna kuning cerah serta mulus ketika sudah matang sempurna dan untuk daging buah sendiri berwarna putih kekuningan. Saat dikupas akan terlihat kulit buah sedikit tebal dibanding pisang lain, hal ini juga yang menjadikan pisang Cavendish lebih tahan lama ketika disimpan.

Kemudian untuk pohon dari pisang ini rata-rata memiliki tinggi antara 2,5 – 3 meter saat dewasa dengan warna hijau kehitaman. Daunnya lebar dengan warna hijau tua. Untuk tandan buahnya rata-rata memiliki panjang antara 60 – 100 cm dengan berat 15 – 30 kg. Dalam setiap biasanya terdapat 8 – 13 sisiran dan setiap sisiran berjumlah antara 12 – 22 buah.

Kelebihan Pisang Cavendish

Pisang Cavendish memiliki banyak kelebihan mulai dari sisi kesehatan hingga ekonomi. Jika dilihat dari manfaat kesehatan, pisang ini memiliki banyak nutrisi penting yang diperlukan tubuh.

Dalam jurnal berjudul Pemanfaatan Beras Merah dan Pisang Cavendish dalam Pembuatan Flakes Sebagai Isian Minuman Instan yang disusun oleh Shinta Krisnamurti, Niken Purwidian, Ila Huda P.D, Mauren Gita Miranti dari Universitas Negeri Surabaya disebutkan jika pisang cavendish mengandung sekitar 27 gram karbohidrat per 100 gram buah, pisang ini juga memiliki kandungan serat yang tinggi, vitamin B6, Biotin (B7), vitamin C, potassium, serat, dan antioksidan. Vitamin dan mineral tersebut memiliki peran penting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menjaga kesehatan jantung, serta mendukung fungsi pencernaan yang baik.

Kemudian dari segi ekonomi, buah pisang ini juga memiliki pasar yang luas baik di dalam maupun luar negeri. Mengutip dari laman fem.ipb.ac.id, Pisang Cavendish dikonsumsi oleh 80 persen konsumen pisang di luar negeri dan menjadikan pisang yang paling banyak dikonsumsi dari varietas yang diekspor.

Food and Agriculture Organization (FAO) organisasi pangan dan pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut jenis Cavendish menjadi jenis pisang yang paling banyak dijual hingga menyumbang sekitar 47 persen dari produksi pisang global.

Indonesia sendiri pada tahun 2019 tercatat telah berkontribusi dalam ekspor buah-buahan dengan memperoleh nilai ekspor sebesar 95,98 juta dolar AS  dan volume ekspor sebesar 110 ribu ton, dimana 11,62 persennya merupakan pisang dengan nilai ekspor sebesar 11,15 juta dolar AS serta volume ekspor sebesar 22 ribu ton untuk ekspor buah-buahan nasional (BPS, 2020; Liputan 6, 2020).

Belum lagi permintaan pasar dalam negeri yang juga tinggi menjadikan budidaya pisang jenis ini sangat menjanjikan jika dikelola dengan sangat baik, apalagi kondisi geografis Indonesia yang sangat mendukung dalam perkembangan pohon pisang.

Lingkungan yang Baik Untuk Pisang Cavendish

Pisang Cavendish tumbuh sangat baik di daerah tropis seperti Indonesia. Pohon pisang bisa tumbuh di lingkungan dengan suhu rata-rata antara 27° hingga maksimum 38° C. Jadi pisang bisa tumbuh baik di dataran rendah hingga tinggi dengan elevasi di atas 1600 mdpl. Untuk pertumbuhan pohon yang optimal, tanaman pisang memerlukan curah hujan sekitar 200-220 mm dan kelembapan tanah tidak kurang dari 60-70% dari kapasitas lapangan. Pisang Cavendish bisa tumbuh pada jenis tanah liat yang dalam dan gembur serta yang memiliki pengeringan dan aerasi yang baik dengan antara pH 4,5-7,5.

Referensi:

Bisnis Manis Pisang Cavendish di Indonesia

https://repository.polinela.ac.id/2603/2/BAB%201%20dan%20BAB%202%20%28Niluh%20Puji%29%20-%20Niluh%20Puji.pdf

https://www.britannica.com/plant/Cavendish-banana

https://learnenglish.britishcouncil.org/skills/reading/c1-reading/threat-bananas

https://www.nationalgeographic.com/culture/article/yes-we-may-have-no-cavendish-bananas-1

https://hortikultura.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2024/10/Buku-Pedoman-Budidaya-Pisang_watermark-2.pdf

https://erepository.uwks.ac.id/13012/13/bab%202.pdf

Yellow Cavendish

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *